Penyebab Buta Warna: Faktor Genetik hingga Penyakit Mata

by

Buta warna merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat membedakan warna dengan baik, biasanya merah-hijau atau biru-kuning. Banyak orang mengira bahwa penyebab buta warna hanya berasal dari faktor keturunan. Padahal, kenyataannya ada berbagai faktor lain yang bisa menyebabkan kondisi ini, termasuk penyakit dan cedera pada mata. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai penyebab buta warna serta faktor risikonya.

Penyebab Buta Warna

Faktor Genetik (Bawaan Lahir)

Sebagian besar kasus buta warna disebabkan oleh faktor genetik. Kondisi ini diturunkan melalui kromosom X, sehingga lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Seorang pria hanya memiliki satu kromosom X, sehingga jika kromosom tersebut membawa gen buta warna, maka ia akan mengalami kondisi ini. Sementara perempuan harus memiliki dua kromosom X yang sama-sama membawa gen tersebut agar mengalami buta warna, yang merupakan kasus yang jauh lebih jarang terjadi.

Jenis buta warna genetik ini tidak berubah sepanjang hidup dan biasanya tidak berkembang menjadi lebih parah.

Faktor Non-Genetik

Buta warna juga bisa terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki penglihatan warna normal. Inilah yang sering memunculkan pertanyaan seperti “apakah orang normal bisa tiba-tiba buta warna?” Jawabannya: ya, bisa.

Beberapa penyebab buta warna non-genetik antara lain:

  • Penyakit mata, seperti glaukoma, degenerasi makula, dan katarak, yang mempengaruhi cara cahaya mencapai retina.
  • Penyakit neurologis, seperti Alzheimer, multiple sclerosis, atau diabetes, yang dapat merusak bagian otak atau saraf optik yang berperan dalam persepsi warna.
  • Cedera pada mata atau otak, termasuk trauma, operasi, atau radiasi yang merusak retina atau saraf optik.
  • Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya hydroxychloroquine, yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan lupus, dapat mempengaruhi penglihatan warna.

Jika penyebabnya adalah kondisi medis yang dapat diobati, ada kemungkinan persepsi warna bisa membaik setelah kondisi tersebut ditangani.

Baca Juga: Apa Itu Buta Warna? Penyebab, Gejala, dan Solusi

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Buta Warna?

Beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami buta warna antara lain:

  • Laki-laki, karena faktor genetis yang berkaitan dengan kromosom X.
  • Orang dengan riwayat keluarga buta warna, terutama dari pihak ibu.
  • Penderita penyakit mata kronis, seperti glaukoma atau katarak.
  • Pengguna obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping pada retina atau saraf optik.
  • Orang yang pernah mengalami cedera atau operasi pada mata atau otak.

Apakah Semua Jenis Buta Warna Bersifat Permanen?

Buta warna akibat faktor genetik bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan atau operasi. Namun, untuk buta warna yang muncul karena penyakit atau cedera, kemungkinan pemulihan tetap ada, tergantung pada sejauh mana kerusakan dan seberapa cepat ditangani.

Baca Juga: Tes Farnsworth-munsell: Cara Kerja dan Akurasi dalam Deteksi Buta Warna

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter mata apabila Anda atau anak Anda:

  • Kesulitan mengenali warna tertentu sejak kecil.
  • Mengalami perubahan persepsi warna secara tiba-tiba.
  • Merasakan penurunan kemampuan melihat warna setelah konsumsi obat tertentu atau mengalami cedera mata.
  • Membutuhkan kemampuan melihat warna dengan baik untuk pekerjaan tertentu, seperti desain grafis, teknisi listrik, atau pilot.

Di Rumah Sakit Mata Undaan, tersedia layanan Low Vision dan Optimasi Visual yang dapat membantu penderita buta warna menyesuaikan diri dengan kondisinya. Layanan ini mencakup edukasi, alat bantu visual, serta pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan penanganan yang tepat, pasien tetap bisa menjalani aktivitas secara produktif dan nyaman.

Segera jadwalkan pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan deteksi dini dan penanganan yang tepat guna melindungi penglihatan Anda! Nikmati kemudahan membuat janji temu dengan dokter melalui aplikasi BersamaMU dari Rumah Sakit Mata Undaan. Unduh aplikasinya sekarang di Google Play untuk Android dan App Store untuk iPhone!

Artikel ini telah ditinjau oleh dr. Kitriastuti, SpM

Lainnya