Glaukoma pada lansia merupakan salah satu penyebab utama kebutaan yang tidak dapat disembuhkan. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan saraf mata akibat peningkatan tekanan dalam bola mata. Lansia lebih rentan terkena glaukoma dibandingkan kelompok usia lainnya, sehingga deteksi dini sangat penting untuk mencegah kehilangan penglihatan yang permanen.
Mengapa Lansia Lebih Berisiko Terkena Glaukoma?
Beberapa faktor yang membuat lansia lebih rentan terhadap glaukoma antara lain:
- Proses degenerasi/ Penuaan pada mata. Seiring bertambahnya usia, sistem drainase cairan dalam mata semakin melemah. Akibatnya, tekanan dalam bola mata, dapat meningkat dan dapat merusak saraf optik.
- Kerentanan saraf optik. Saraf optik pada lansia lebih mudah mengalami kerusakan, sehingga lebih sulit menahan dampak tekanan mata yang tinggi.
- Gangguan kesehatan lain. Penyakit diabetes dan hipertensi yang sering dialami lansia dapat meningkatkan risiko glaukoma karena dapat mempengaruhi sirkulasi darah di saraf optik.
- Tidak terdeteksi sejak dini. Glaukoma sering berkembang tanpa gejala awal, sehingga kemunculannya tidak disadari sampai kondisinya sudah parah.
Baca Juga: Glaukoma Sudut Terbuka vs. Sudut Tertutup: Mana yang Lebih Berbahaya?
Faktor Risiko Glaukoma
Lansia yang memiliki satu atau lebih dari faktor risiko berikut perlu lebih waspada terhadap kemungkinan terkena glaukoma:
- Usia di atas 60 tahun. Risiko glaukoma meningkat secara signifikan setelah memasuki usia lanjut.
- Riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang menderita glaukoma, maka risiko terkena penyakit ini menjadi lebih tinggi.
- Tekanan mata tinggi. Faktor risiko tertinggi penyebab glaukoma adalah peningkatan tekanan dalam bola mata yang tidak terkontrol.
- Penggunaan obat golongan steroid jangka panjang. Obat steroid, baik dalam bentuk tetes mata maupun sediaan lainnya dalam jangka panjang, dapat meningkatkan tekanan mata dan memicu terkena glaukoma.
- Riwayat cedera mata. Baik cedera tajam maupun cedera tumpul dapat merusak sistem drainase mata, menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
Baca Juga: Apa Saja Faktor Risiko Glaukoma? Ini Penjelasannya
Cara Mencegah Glaukoma Pada Lansia
Meskipun glaukoma tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memperlambat perkembangannya dan mengurangi risiko kehilangan penglihatan:
- Melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Orang yang berusia lanjut dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata setidaknya satu kali dalam setahun untuk mendeteksi tanda-tanda awal glaukoma.
- Mengontrol tekanan darah dan gula darah. Hipertensi dan diabetes dapat memperburuk kondisi saraf optik, sehingga perlu dikelola dengan baik.
- Menggunakan obat mata sesuai anjuran dokter. Jika tekanan mata tinggi, penggunaan obat tetes mata secara rutin dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
- Menghindari rokok dan alkohol berlebihan. Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk kesehatan mata dan mempercepat degenerasi saraf optik.
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk kesehatan mata. Nutrisi seperti vitamin A, C, dan omega-3 dari sayuran hijau, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala seperti penglihatan buram seperti berkabut, melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu, atau memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.
Rumah Sakit Mata Undaan menyediakan layanan diagnosis dan pengobatan glaukoma, termasuk terapi laser dan operasi untuk membantu meningkatkan kesehatan mata. Segera jadwalkan pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan deteksi dini dan penanganan yang tepat guna melindungi penglihatan Anda! Nikmati kemudahan membuat janji temu dengan dokter melalui aplikasi BersamaMU dari Rumah Sakit Mata Undaan. Unduh aplikasinya sekarang di Google Play untuk Android dan App Store untuk iPhone!
Artikel ini telah ditinjau oleh dr. Dewi Rosarina, SpM